Senin, 27 Juni 2016


Terapi behavioristik dapat disebut juga dengan terapi perilaku. Pada dasarnya, terapi behavioristik menekankan prinsip pengondisian klasik dan peran, karena terapi ini berkaitan dengan perilaku nyata. Para terapis mencoba menentukan stimulus yang mengawali respons malasuai (gangguan nonpsikotik) dan kondisi lingkungan yang menguatkan atau mempertahankan perilaku itu. Terapi perilaku bertujuan secara umum untuk menghilangkan perilaku malasuai tersebut.

Adapun kelebihan dari terapi behavioristik antara lain:
  1. Terapis dapat menentukan kriteria keberhasilan dari terapi yang akan dilakukan.
  2. Terapis dapat memberikan pemahaman kepada klien apa yang harus dilakukan demi perubahan perilaku yang lebih baik.
  3. Dapat menggunakan berbagai jenis teknik terapi.
  4. Adanya relasi yang baik antara terapis dan klien.
 

Sedangkan, kekurangannya yaitu:
  1. Terapis lebih dominan dalam terapi sehingga klien kurang aktif terlibat.
  2. Klien dapat mengalami "depersonalized".
  3. Masalah dari klien yang tidak berhubungan dengan perilaku mungkin kurang dapat terselesaikan.
  4. Terapi behavioristik tidak cocok bagi klien yang memiliki masalah dalam pencarian arti dan tujuan hidup. 
Referensi :
Fadhli, A. (2010). Buku pintar kesehatan anak. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Anggrek
Gunarsa, S. D. (2007). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia

0 komentar :

Posting Komentar