Jumat, 29 April 2016

 
Pada artikel sebelumnya, saya telah membahas sedikit mengenai terapi humanistik. Seperti yang sudah diketahui, dasar dari terapi humanistik adalah penekanan keunikan individu serta menemukan perhatian pada kecenderungan alami pertumbuhan dan perwujudan dari  dirinya sendiri. Teknik pendekatan humanistik pada hakikatnya sangat mempercayai bahwa manusia sebenarnya mempunyai potensi untuk memilih dan membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan lingkungan. Terapi humanistik lebih menekankan pada pengalaman-pengalaman sadar dan "masa kini", bukan masa lampau.

Carl Rogers


















Pada artikel kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu bentuk teknik terapi humanistik yaitu client-centered therapy atau person-centered therapy. Client-centered therapy atau dapat diartikan sebagai terapi yang berpusat pada klien awalnya digunakan oleh Carl Rogers pada tahun 1942. Terapi tersebut membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya sendiri dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan penghargaan dalam hubungan terapeutik. Fokus dari terapi ini adalah klien. Terapis tidak memimpin atau mengarahkan jalannya terapi alias nondirektif.











Rogers mengemukakan enam syarat client-centered therapy :
  • Terapis menghargai tanggung jawab klien terhadap tingkah lakunya.
  • Terapis mengakui bahwa klien memiliki dorongan menuju independensi dalam dirinya, dan terapis menggunakan kekuatan dorongan tersebut.
  • Menciptakan suasana yang hangat dan kliien diberikan kebebasan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan sesuai keinginannya.
  • Membatasi tingkah laku, tetapi bukan sikap.
  • Terapis membatasi kegiatannya untuk menunjukkan penerimaan dan pemahaman terhadap emosi yang diungkapkan klien.
  • Terapis tidak boleh bertanya, menyelidiki, menyalahkan, memberikan penafsiran, memberi nasihat, membujuk atau meyakinkan kembali.
Teknik ini menjadi salah satu teknik favorit saya karena "memanusiakan manusia", dan memberikan kebebasan bagi klien untuk dapat mengatasi masalah dan membuat keputusan sendiri dengan "sedikit" bantuan dari terapis. Sekian sedikit ulasan saya mengenai salah satu teknik terapi humanistik yaitu client-centered therapy.

Referensi :
Riyanti, D.B.P., Prabowo, H. (1998). Psikologi umum 2. Depok: Universitas Gunadarma 
Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius. 

Jumat, 22 April 2016

 

Pada tulisan saya kali ini akan membahas terapi dengan menggunakan pendekatan humanistik. Adapun dasar dari terapi humanistik adalah penekanan keunikan individu serta menemukan perhatian pada kecenderungan alami pertumbuhan dan perwujudan dirinya. Teknik pendekatan humanistik pada hakikatnya sangat mempercayai bahwa manusia mempunyai potensi untuk memilih dan membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan lingkungan. Salah satu pendekatan yang dikenal dalam terapi humanistik ini adalah terapi yang berpusat pada klien atau client-centered therapy yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Adapun tugas dari terapis pada pendekatan ini adalah hanya mempermudah proses individu dalam pemecahan masalahnya sendiri.
 

Tentunya, setiap psikoterapi pasti memiliki sisi kelebihan dan kekurangan, walaupun mungkin sebagian bersifat opini. Adapun kelebihan terapi humanistik menurut saya :
1. Problem solving tetap berada di tangan klien
2. Dapat membentuk kepribadian klien menjadi lebih baik
3. Membangun kepercayaan diri dan kebermaknaan hidup klien
4. Klien menjadi tidak terlalu bergantung pada terapis

Sedangkan, kekurangannya adalah :
1. Memakan waktu yang cukup lama karena cukup banyak fase yang harus dilalui
2. Bahasa yang digunakan terkesan berunsur mistik dan kadang sukar untuk dipahami
3. Terlalu mempercayakan segala sesuatunya pada klien

Itulah sedikit ulasan saya mengenai terapi humanistik.

Referensi :
Riyanti, D.B.P., Prabowo, H. (1998). Psikologi umum 2. Depok: Universitas Gunadarma

Jumat, 01 April 2016

Berbagai macam teknik dalam terapi psikoanalisis merupakan teknik yang cukup terkenal diantara berbagai teknik psikoterapi. Teknik psikoanalisis yang memiliki kelebihan salah satunya yaitu memiliki dasar teori yang kuat, membuat terapi ini banyak digunakan sebagai teknik pilihan terapis dalam menyelesaikan masalah klien. Adapun teknik-teknik dalam terapi psikoanalisis antara lain :

1. Analisis mimpi
Merupakan teknik yang menyingkap materi yang tidak disadari oleh klien.
2. Asosiasi bebas
Asosiasi bebas merupakan teknik yang mengembalikan kembali pengalaman-pengalaman di masa lalu klien beserta dengan pelepasan emosi yang sebelumnya direpres yang berkaitan dengan peristiwa traumatik di masa lalu klien.
3. Analisis dan penafsiran resistensi
Yaitu teknik terapi yang mempunyai tujuan agar klien menyadari tentang alasan-alasan yang ada di balik resistensi klien.
4. Analisis dan penafsiran transferensi
Merupakan teknik utama dalam terapi psikoanalis, karena teknik ini membantu klien untuk menghadirkan kembali masa lalu dari klien.

Namun, dari keempat teknik diatas, teknik yang menjadi favorit saya adalah analisis mimpi. Mengapa? Karena sesungguhnya mimpi itu memang perwujudan dari alam bawah sadar tiap individu yang mungkin direpres dari alam sadar dan diwujudkan melalui mimpi. Dengan analisis mimpi, dapat memungkinkan klien menemukan sumber dari masalahnya yang mungkin tidak disadari oleh dirinya sendiri. Dengan menemukan sumber dari masalah klien, akan memudahkan terapis untuk membantu klien dalam memahami dan menghadapi masalah tersebut. Seperti kata dari pencetus teori psikoanalisis, Sigmund Freud, bahwa mimpi adalah perwujudan dari materi yang tidak disadari bahkan oleh individu itu sendiri.

Referensi :

Bertens, K. (2006). Psikoanalisis sigmund freud. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Semiun, Yustinus. (2006). Tepri kepribadian dan terapi psikoanalitik. Yogyakarta: Kanisius.
indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/21332/TERAPI+PSIKOANALISIS.doc (diakses 31 Maret 2016)