Selasa, 28 April 2015


Child abuse secara harfiah dapat diartikan sebagai perlakuan yang salah terhadap anak. Child abuse didefinisikan sebagai perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual (Synder, 1983). Child abuse juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak optimal lagi (David Gill, 1973). Menurut U.S Department of Health, Education & Wolfare, definisi dari child abuse adalah kekerasan fisik atau mental, kekerasan seksual dan penelantaran terhadap anak dibawah usia 18 tahun yang dilakukan oleh pria yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak, sehingga keselamatan & kesejahteraan anak terancam.
Child abuse memiliki 4 bentuk, yaitu :
1.      Physical abuse
Dapat diartikan sebagai penganiayaan fisik. Physical abuse memiliki beberapa tingkatan, mulai dari non-accidental “injury” mulai dari ringan sampai pada trauma neurologik yang berat hingga kematian. Contohnya seperti cedera fisik akibat hukuman fisik yang di luar batas, kekejaman atau pemberian racun.
2.      Emotional abuse
Perlakuan yang ditandai dengan kecaman atau kata-kata yang merendahkan anak, mengisolasi anak, hingga tidak mengakui sebagai anak atau menolak dan mengabaikan anak. Penganiayaan seperti ini umumnya selalu diikuti dengan bentuk penganiayaan lain. Hal tersebut akan membuat anak merasa dirinya tidak dicintai, dan tidak berharga. Hal tersebub akan berakibat pada kerusakan mental, emosional, hingga sosial anak.
3.      Neglect (penelantaran)
Tindakan orangtua yang dapat menyebabkan efek merusak kondisi fisik anak dan perkembangan psikologisnya. Kelalaian dapat berupa pemeliharaan dan pengawasan yang kurang memadai, mengabaikan pendidikan anak, lalai dalam merawat serta memberikan fasilitas anak dengan baik.
4.      Sexual abuse
Penganiayaan seksual pada anak yaitu paksaan pada anak untuk berperilaku/bertindak dalam kegiatan seksual yang nyata, seperti aktivitas seksual (oral genital, genital,anal) termasuk incest, mengambil foto pornografi anak dan aktivitas seksual lainnya.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami kekerasan baik itu secara fisik maupun mental, diantaranya :
1.      Stress pada anak yang dapat diakibatkan oleh perbedaan fisik atau kelainan fisik, perbedaan mental atau cacat/kelainan mental, temperamen dan tingkah laku yang berbeda, serta status dalam keluarga (anak angkat).
2.      Stress pada keluarga yang dilatarbelakangi oleh perceraian, anak yang tidak diharapkan, tingkat ekonomi dan pengangguran, serta mobilitas, isolasi, dan perumahan yang tidak memadai.
3.      Stress pada orangtua yang dapat disebabkan oleh perlakuan masa kecil yang salah dan harapan dari orangtua tersebut yang tidak terpenuhi.

Daftar pustaka :
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Shaffer, D. R. 1995. Developmental Psychology Childhood and Adolescence (5th ed.). Pacific Groove: Brooks/Cole Publishing Company
Paramastri, Ira. 2001. Empowering Community To Contribute On Primary Preventionx Of Child Sexual Abuse (Csa) Towards Children Well-Being. Jurnal Psikologi. Yogyakarta: UGM

0 komentar :

Posting Komentar