Jumat, 25 Maret 2016

Terapi Psikoanalisis berakar dari si pencetus teori psikoanalisis, yaitu Sigmund Freud (1856-1939). Menurut Freud, pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber dari perilaku yang menyimpang/tidak normal. Freud berpendapat bahwa kehidupan psikis manusia terdiri dari kesadaran (conscious), dan ketidaksadaran (unconscious). Namun FReud mengungkapkan bahwa ada bagian lain yang disebut prasadar (preconscious) yang di dalamnya terdapat stimulus-stimulus yang belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali kedalam kesadaran. Selanjutnya, Freud juga mengungkapkan tentang teori Id, Ego, dan Superego yang erat kaitannya dengan prinsip kepuasan, prinsip realitas dan prinsip moral.

Macam-macam terapi psikoanalisis :
1. Asosiasi bebas, yaitu metode pengembalian kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi yang berkaitan dengan peristiwa traumatik di masa lalu.
2. Analisis mimpi, yaitu suatu prosedur yang menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari oleh klien.
3. Analisis dan penafsiran resistensi, yaitu metode yang bertujuan agar klien menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi.
4. Analisis dan penafsiran transferensi, yaitu teknik utama karena mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalunya.

Adapun kelebihan dari terapi-terapi tersebut yaitu memiliki akar teori yang sangat kuat. Apalagi, terapi-terapi tersebut dapat mengungkap masalah klien dari akarnya, yaitu dari masa lalu klien. Namun, kekurangannya adalah waktu yang diperlukan untuk terapi cukup lama, kemampuan terapis juga harus handal agar tercipta sinergi yang kuat antara klien dengan terapis agar klien mampu mengungkapkan masalah-masalahnya hingga masa lalunya.

Referensi :
Semiun, Yustinus. 2006. Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik. Yogyakarta: Kanisius.


Basuki, A. M Heru. 2008. Psikologi umum . Jakarta: Universitas Gunadarma.

http://
indryawati.staff.gunadarma.ac.id/
Downloads/files/21332/TERAPI
+PSIKOANALISIS.doc (diakses 24 Maret 2016).